Seger Adzan: Syiar Gerakan Serentak Adzan di Kabupaten Aceh Tengah Resmi Diluncurkan

Image
  Seger Adzan:  Syiar Gerakan Serentak Adzan di Kabupaten Aceh Tengah Resmi Diluncurkan Takengon  – Program unggulan  Seger Adzan  (Syiar Gerakan Serentak Adzan)  Klik ini  resmi diluncurkan oleh Bupati Terpilih Kabupaten Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, bersama Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah. Acara perdana ini diselenggarakan di Aula Masjid Agung Ruhama' Takengon pada malam penuh keberkahan, yang sekaligus menjadi momen silaturahmi bersama masyarakat dan tokoh agama. Drs. H. Hamdan, MA, selaku Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Ruhama' Takengon yang baru saja dikukuhkan, turut menyambut hangat program ini. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa  Seger Adzan  adalah langkah penting untuk memperkuat syiar Islam, yang dimulai dari pusat peradaban umat, yaitu masjid. Dalam kesempatan tersebut, Bupati terpilih Drs. Haili Yoga, M.Si menyampaikan apresiasi yang mendalam atas partisipasi dan dukungan masyarakat. Lihat Vedio Lengkapnya “Saya sang...

Kisah Kebun Kurma yang terbakar bak keindahan Los Angeles


Kisah Kebun Kurma yang terbakar bak keindahan Los Angeles 

Merupakan kisah yang diungkap dalam Al Qur'an dalam kisah ini diceritakan bahwa lahan ini sangat subur, indah dan tak ada padannya. Bak kota los Angeles yang sangat indah. Namun, alangkah mengerikan dalam waktu semalam saja kebun ini menjadi abu dan hitam pekat.

QS Al-Qalam Ayat 17-29: Kisah Kebun yang Terbakar

Ayat ini menceritakan tentang sekelompok pemilik kebun yang dihancurkan oleh Allah karena sifat kikir dan ketidaktaatan mereka. Kepada Allah SWT. Mereka menganggap setiap usaha yang mereka dapatkan hasil usahanya sendiri tanpa campur tangan Allah SWT.

Berikut adalah terjemahannya:

Ayat 17-20:
Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (kaum musyrik Mekah) sebagaimana Kami telah menguji para pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti akan memetik hasilnya di pagi hari,
tetapi mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin).
lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur,
maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita.

Ayat 21-22:
Lalu mereka memanggil satu sama lain di waktu pagi,
"Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya."

Ayat 23-24:
Maka pergilah mereka saling berbisik,
"Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun yang masuk ke dalam kebunmu."

Ayat 25-26:
Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin), padahal mereka mampu (menolong).
Maka ketika mereka melihat kebun itu (telah hancur), mereka berkata, "Sungguh, kita benar-benar orang-orang yang tersesat."

Ayat 27-29:
"Bahkan kita dihalangi (dari hasil kebun kita)."
Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (bersyukur)?"
Mereka berkata, "Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim."


Penyesalan Para Pemilik Kebun

Dalam Surah A-Qalam: 19-20 dikatakan “Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita”. Bencana ini terjadi ketika para pemilik kebun tersebut masih berniat dan bertekad akan mengambil hasil perkebunannya. Ketika mereka sedang tertidur lelap, seketika Allah SWT menggagalkan hasil panen mereka hingga kebun tersebut menjadi hitam.

Kesenangan, kebanggaan, dan usaha untuk menguasai hasil panen buah perkebunan para pemilik kebun seketika buyar tatkalah mereka menyaksikan kebunnya telah rusak dan hitam dikena bencana. Al-Qur’an menggambarkan keadaan mereka yang menyesal dan menyadari kesesatannya. “Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “Sungguh, kita ini benar-benar orang-orang yang sesat, bahkan kita tidak memperoleh apa pun,” (QS. Al-Qalam: 26-27).

“Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)” Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim”. Demikian QS. Al-Qalam: 28-29 memperlihatkan para pemilik kebun tersebut menyadari kesalahan mereka hingga bertaubat karena lalai mengingat Allah SWT.

Pesan dari Kisah Ini:

  1. Bersyukur kepada Allah: Nikmat dunia adalah amanah. Jika tidak disyukuri, Allah bisa mengambilnya kapan saja.
  2. Berbagi dengan Sesama: Jangan bersikap kikir, terutama kepada fakir miskin. Kekayaan sejati adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
  3. Kepatuhan kepada Allah: Semua rencana manusia sia-sia tanpa izin Allah. Maka, selalu libatkan Allah dalam setiap langkah hidup kita.

Kisah ini menjadi pengingat penting agar kita selalu bersyukur, berbagi, dan menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR SOAL-SOAL PPPK KEMENAG PENATA LAYANAN OPERASIONAL

PROGRAM SAFA MAGRIB KEMENAG ACEH TENGAH

BELAJAR SOAL-SOAL PPPK TERBARU KEMENAG PENATA LAYANAN OPERASIONAL DAN ADMINISTRASI