Persiapan Menuju Bulan Tarbiyah


(Ramadhan Seperti Sekolah Atau Pesantren)

Sebelum Ramadhan sampai, tunaikan dulu kewajiban yang sebelumnya. Yaitu Mengqadha puasa yang tertinggal. Pasang niat dan keinginan yang tulus dan ikhlas. Ramadhan ibarat sekolah tentu memiliki tujuan. Yaitu menjadikan hamba yang bertaqwa. 

Saat seorang masuk kesebuah sekolah, tentu saja banyak hambatan dan rintangan yang di hadapi. Adakalanya belajar sampai tuntas, sebaliknya ada yang tidak tuntas. Ketika Seorang telah tuntas dalam melaksanakan proses pendidikan, ada yang mampu mengamalkan seluruh ilmu yang ia dapatkan sebaliknya ada juga yang tidak mampu. Begitu juga dengan Ramadhan sebagai Tarbiyah ada yang mampu mengamalkan seluruh apa yang ia amalkan selama ramadhan. Seperti, Melaksanakan sholat, Membaca Al Qur'an, membayar zakat, Infaq dan Sedekah, menjaga Kehormatan , menjaga Lisan dan menjaga seluruh panca inderanya. Hal inilah yang dibina selama ramadhan.

Semua itu merupakan bagian dari amalan orang-orang yang bertaqwa.


2. Program Muttaqien

QS Al Baqarah 1-5

 Beriman Kepada Yang Gaiib

 Mendirikan Shalat

 Menginfaqkan Sebagian Rejeki Yang Allah Berikan.

 Beriman Kepada Kitab Allah 

 beriman kepada Hari Akhir 


Itulah Program Muttaqin, sehingga saat seseorang telah Selesai dari Bulan Ramadhan. apabila mampu melaksanakannya kelima program tersebut insya Allah akan menjadi hamba-hamba yang Muttaqin.  

Maka programkan dalam bulan ramadhan nanti amalan yang dapat menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa. Diantaranya:

1. Mendirikan Shalat (wajib dan Sunnah)

2. Memperbanyak Bacaan Alquran

3. Infaq dan sedekah

4. Berbuka dengan yang manis

5. Makan Sahur

6. I'tikaf

7. Umrah

Saat Ramadhan Nanti hati-hatilah dengan point' ke 3 yaitu Muflish.

3. Muflish (bangkrut) atau Gagal

Ramadhan sebagai bulan yang meraup keuntungan. Harus bisa menjadikan setiap amal kita membantu diri kita. Ketika keuntungan dalam perniagaan dengan Allah SWT mau dicapai oleh manusia, ternyata bisa jadi banyak manusia yang bangkrut, Rasulullah SAW memberikan contoh dalam sabdanya:

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَاالْمُفْلِسُ؟ قَالُوا اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَدِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ هِ فَإِنْ فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَ مَا عَلَيْهِ أُخِذَا مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Rasulullah bersabda: “Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan muflis (orang yang bangkrut)?”. Sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda”. Sabda Nabi: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku datang dihari kiamat membawa salat, puasa dan zakat. Dia datang pernah mencaci orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula amal baiknya. Dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka (HR. Muslim).

1. Mencaci dan Memfitnah

2. Menuduh orang lain

3. Memakan Hak Orang lain

4. Menumpahkan darah orang lain

Wallahu alam

Comments

Popular posts from this blog

Jadwal Pelaksana (Khatib dan Imam)Hari Raya Idul Fitri 1445 H seluruh Kec. Pegasing.

DO'A DAN SYARAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

PEMBINAAN PAIH KEMENAG ACEH TENGAH