Jurnalis Pembohong

Ketika Berita Covid-19 dari Jurnalis Pendusta

Pembuat berita yang membagikan sebuah informasi yang salah maka ia akan bertanggung jawab atas berita yang ia sampaikan.


Sebuah berita yang disampaikan. Namun, berita ini tidak sesuai dengan kebenaran. Maka, si pembuat berita akan tercatat sebagai pembohong. Bahkan pada hari kiamat kelak mereka akan di panggil sebagai pembohong. Lalu uang yang mereka terima sebagai upah juga termasuk harta yang haram, karena ia mendapatkan dari hasil berita bohong.


Orang yang membagikan juga termasuk pembohong. Karena ia telah membantu para pemuat berita (pembohong) tersebut. Seorang mukmin harus memiliki sifat Tabayyun dalam hal menyampaikan berita. Karena, apabila itu bohong ia akan mendapatkan dosa dari berita tersebut.

Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT, di dalam Al-Qur'an.


 Allah swt telah berfirman.


1. Bagi pembawa berita bohong.


إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ


Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).


-Surat An-Nur, Ayat 11


2. Berbaik sangkalah terhadap sebuah berita dengan Tabayun. Jangan, mudah mengshare atau membagikannya. Karena setiap orang yang membagikan maka ia telah berdusta. Bahkan itu juga persoalan yang besar.


إِذۡ تَلَقَّوۡنَهُۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞ وَتَحۡسَبُونَهُۥ هَيِّنٗا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٞ.

(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.

-Surat An-Nur, Ayat 15


3. Pembuat Berita


إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ


Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

-Surat An-Nur, Ayat 19


4. Orang yang suka membagikan atau meng-share sebuah berita.


سَمَّٰعُونَ لِلۡكَذِبِ أَكَّٰلُونَ لِلسُّحۡتِۚ فَإِن جَآءُوكَ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُمۡ أَوۡ أَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡۖ وَإِن تُعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيۡـٔٗاۖ وَإِنۡ حَكَمۡتَ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِٱلۡقِسۡطِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ


Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan (makanan) yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara mereka atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari mereka maka mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi jika engkau memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.


-Surat Al-Ma'idah, Ayat 42


5. Seorang mukmin harus mampu memilih dan menyarinh sebuah berita. Apabila memdapatkan berita yanh tidak jelas. Maka dia harus mengatakan ini adalah berita bohong.


لَّوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ ظَنَّ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بِأَنفُسِهِمۡ خَيۡرٗا وَقَالُواْ هَٰذَآ إِفۡكٞ مُّبِينٞ


Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, “Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata.”


-Surat An-Nur, Ayat 12.

Comments

  1. Syukron ilmunya ustad, mau tanya, bagaimana kalau yang membagikan kembali beritanya itu tidak tau kalau berita itu bohong, apakah dapat dosa juga? & gimana kalau kita membagikan berita bohong dengan niat agar masyarakat lebih waspada terhadap sesuatu yang menjadi topik berita itu? Syukron ustad

    ReplyDelete
  2. pertama, apabila kita mengetahui berita tersebut bohong, dan membagikannya. maka hal ini kita juga telah dikatakan berbohong. kedua, apabila kita tidak mengetahui berita tersebut bohong, kita membagikannya dosa utama adalah pembuat berita. namun, setelah kita mengetahuinya maka kita harus mengklarifikasi bila di postingan kita maka kita harus menghapusnya. ketiga, kehati-hatian dalam meneliti sebuah informasi. apabila sebuah informasi kita dapatkan maka kita harus mencari dengan sedetil mungkin, melalui informasi. misal. penusukan syaikh ali jaber, kita dapat info yang valid, pertama dari media, kedua dari syaikh ali jaber yang ,mengkonfirmasi, dari berita-berita tv nasional, dari koran. dan semuanya sama memberitakan hal ini berarti diperbolehkan. karena ada data dan fakta.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jadwal Pelaksana (Khatib dan Imam)Hari Raya Idul Fitri 1445 H seluruh Kec. Pegasing.

DO'A DAN SYARAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

PEMBINAAN PAIH KEMENAG ACEH TENGAH