Pesan Ibadah Qurban
Anwar Razu, M. Pd.
Khutbah Idul Adha 10 Dzulhijjah 1441 H/ 31 Juli 2020 M
Kampung Kebet

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ.

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

-Surat Ash-Shaffat, Ayat 102
Pesan-Pesan dalam ibadah Qurban.
1. Taat Terhadap Perintah Allah
Allah Menguji Nabi Ibrahim dengan Ujian yang sangat berat. Ujian itu adalah Melawan Berhala.
Berhala adalah sekutu-sekutu Allah. berhala juga sebuah ikatan yang menyebabkan seseorang tidak menyembah Allah Swt dimana ia mengagungkan sekutu-sekutunya.
1. Ujian dalam menghancurkan Berhala yang (terlihat) Patung.
Nabi ibrahim diuji untuk mengurbankan seluruh harta, waktu dan tenaganya bahkan jiwanya untuk mengabdi terhadap perintah Allah Swt. Bahkan ia telah menghancurkan berhala-berhala yang dibuat oleh ayahnya dan disembah oleh kaumnya atas perintah raja Namrud. Ia rela di caci, diasingkan, dan dimusuhi oleh orang-orang yang terdekat dalam kehidupanya.  Ia mendapatkan siksaan dari Namrud. Hal ini hanya karena Nabi Ibrahim As, selalu berdakwah kepada ketauhidan untuk menyembah Allah Swt dan memusnahkan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya. Tetapi, raja, kaumnya dan kelurganya enggan untuk menaatinya, bahkan mereka membuat api yang sangat besar untuk membakar tubuh Nabi Ibrahim AS.
Allah Swt berfirman:
قَالُواْ ٱبۡنُواْ لَهُۥ بُنۡيَٰنٗا فَأَلۡقُوهُ فِي ٱلۡجَحِيمِ

Mereka berkata, “Buatlah bangunan (perapian) untuknya (membakar Ibrahim); lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”
-Surat Ash-Shaffat, Ayat 97.
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوۡمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُواْ ٱقۡتُلُوهُ أَوۡ حَرِّقُوهُ

Maka tidak ada jawaban kaumnya (Ibrahim), selain mengatakan, “Bunuhlah atau bakarlah dia,”
Ketika Nabi Ibrahim menaati perintah Allah Swt dan berserah diri kepada Allah, maka Allah Swt menyelamatkannya. Sebagaimana FirmanNya:
فَأَنجَىٰهُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلنَّارِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ

lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang beriman.
-Surat Al-Ankabut, Ayat 24.
قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِي بَرۡدٗا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ

Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”
-Surat Al-Anbiya', Ayat 69
Ujian ini merupakan ujian untuk membasmi berhala-berhala yang tampak oleh mata. Nabi Ibrahim AS telah mampu dan lulus dari ujian tersebut sehingga Allah Swt, menyelamatkan ia dari Api yang menyala-nyala.
- Membasmi berhala yang tidak Nyata.
Nabi Ibrahim meminta kepada Allah Swt, supaya dikarunia anak, selama 86 tahun ia menanti anak "buah hati jantung rasa" ia pun diberikan ujian yang sangat berat. Ia harus mengorbankan anak yang dinanti-nanti itu saat Ia telah remaja. Mengapa Allah Swt memintanya untuk mengurbankan anaknya?
Hal ini menurut dr. Sofyan Saha, bahwa Rasa cinta itu merupakan Berhala yang tidak tampak yang menjauhkan seorang hamba dengan Allah Swt.
Allah ingin melihat Cinta Nabi Ibrahim sebelum ia mempunyai Anak dan setelah apakah masih sama. Kalau sebelumnya ia rela dibakar.  karena musuhnya nyata. Kini ada musuhnya yang tidak tampak yaitu rasa cinta terhadap anak dan isterinya apakah ia mampu menghadapi ujian tersebut.
Perlu kita ingat hadirin rahimakumullah, Rasa cinta yang berlebihan kepada sebuah benda itu merupakan Berhala yang sangat berbahaya.
Apakah berhala-berhala itu? Ingat berhala itu adalah sesuatu yang menghalangi seseorang untuk Taat kepada Allah Swt. Ingat! Banyak hal-hal yang menyebabkan diri kita semakin jauh dari Allah, misalnya:
1. Maksiat yang berulang-ulang kita lakukan.
2. Cinta kepada Anak, Isteri, Harta, tahta, pangkat, kedudukan,
3. kesenangan-kesenagan saat ini yang mengakar dalam tubuh kita seperti TV, Internet, Facebook, WhatsApp, Instagram, Game Online.
mereka semua adalah berhala-berhala yang tidak nyata telah mengakar dan menjajah diri kita. Sehingga kita enggan untuk menjalankan Ketaatan kepada Allah.
4. Berhala berikutnya adalah sifat-sifat hewan si opat kiding dalam hidup ini harus kita sembelih
Berapa banyak diantara kita saat adzan berkumandang kita menunda-nundanya hanya karena Media Sosial, Rokok kita, berusaha mencari nafkah hingga menyia-nyiakan perintah Allah Swt. Maka, itu semua merupakan berhala yang menghalangi kita untuk taat kepada perintah Allah Swt.
Bila rasa cinta kepada benda yang Allah berikan kepada kita telah mengalahkan rasa cinta dan taat kepada perintah Allah, maka ini yang harus kita Qurbankan di Idul Adha kali ini mari kita sembelih berhala-berhala tersebut. Sehingga, Allah memberikan rahmat kepada kita semua.
Seperti, Perjuangan nabi Ibrahim ketika ia diperintahkan untuk menyembelih putranya Nabi Ismail As. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
Kisah ini tercantum dalam QS As-Shafat: 99-113.
{وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (108) سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112) وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ (113) }
Dan Ibrahim berkata, "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, "sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (yaitu).”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq . Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
Hal ini tidak akan pernah terjadi apabila Nabi Ibrahim As bukan ayah yang baik,
Hal ini tidak akan pernah terjadi apabila Isterinya bukan Isteri yang baik,
Hal ini tidak akan terjadi apabila Nabi Ismail buknlah anak yang baik. Pengurbanan ini terjadi hanya ada dalam Keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt.
2. Berkurbanlah untuk menjadi Ayah dan Ibu yang Terbaik untuk Anak anak kita.
1. Jadilah Orang tua yang bertaqwa
2. Jadilah Orang tua yang mampu menjadi suri tauladan untuk anak-anak kita.
3. Berikan Pendidikan yang terbaik buat mereka terurtama pendidikan Tauhid.
4. Berikan makanan yang halal
5. Berikan pakaian muslim
Janganlah kita menjadi orangtua asal jadi atau karbitan.
1. Jangan Memaki Anakmu
2. Janganlah Pilih kasih
3. Jangan Mendoakan keburukan untuk anak
4. Tidak memberikan pendidikan yang terbaik.
5. Janganlah Kemarahanmu kepada anak mu penyebab ia tidak  mendapatkan rahmat Allah.
Ketika orang tua memperoleh Anak Amal Sholeh ia akan menjadi orang tua yang beruntung.
Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Munuslim no. 1631).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِيْ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ أَنىَّ لِيْ هَذِهِ ؟ فَيَقُوْلُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ 
“Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di surga,”

Maka ia pun bertanya: “Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?”

Allah menjawab: “Berkat istighfar anakmu bagi dirimu”.

(Hadits shahih. HR. Ahmad, no. 10232)
3. Berkurbanlah untuk menjadi Anak amal Sholeh
Ketika kita telah menjadi ayah dan ibu yang baik. Anak kita akan memberikan kebaikan untuk kita para orang tuanya.
1. Anak amal sholeh yang mendoakan orang tuanya
2.anak amal sholeh yang beristigfhar untuk orang tuanya.
3. Setiap kebaikannya akan sampai pada orang tuanya. Dari sedekahnya, puasanya, kurbannya, bacaan Al-Qur'annya.
Kisah Uwais Al Qarni sebagai contoh,. Ia adalah anak yang luar biasa, pengorbananya untuk merawat ibunya sampai ia gendong untuk pergi haji, permintaan ini merupakan sesuatu yang sulit. Karena Uwais adalah seorang yang miskin. Namun, demi orang tuanya ia berjuang dan mampu mewujudkannya. Itulah pengorbanan yang sangat mulia.
Oleh karena itu, semiga kita juga mampu berkorban untuk orang tua kita.
Sebuah pesan nasihat:
Engkau merawat ibumu sambil menunggu kematiannya, sementara ibumu merawatmu sambil mengharap kehidupanmu dan kebahagianmu
- Umar bin Khattab -
Oleh karena itu, mari kita kurbankan jiwa raga kita untuk para orang tua yang telah melahirkan kita. Jangan sempat kita menjadi anak lupa pada orang tua. Ingatlah orangtua adalah surga yang sangat dekat, mereka adalah pintu surga yang tengah-tengah.
Wallahu'alamu bisshawaf.

Comments

Popular posts from this blog

Jadwal Pelaksana (Khatib dan Imam)Hari Raya Idul Fitri 1445 H seluruh Kec. Pegasing.

DO'A DAN SYARAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

PEMBINAAN PAIH KEMENAG ACEH TENGAH