Hidup Sederhana dan Suka Bersedekah


Berapa sering kita menjadi orang yang pamer dan mubadzir? Saat kita makan, banyak tersisa dan tidak termakan. Saat kita memesan makanan namun melebih isi perut kita? Atau kita menghambur-hamburkan makanan sampai hewan pun tak mau mencicipi?
Inilah yang disebut mubadzir dan mubadzir adalah teman syaithan. Karena itu hiduplah sederhana dan jauhi perbuatan sombong, riya, dan angkuh.
Firman Allah Swt.:
وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ.
Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman, Ayat 19)
{وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ}

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan. (Luqman: 19)
Maksudnya, berjalanlah kamu dengan langkah yang biasa dan wajar, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat, melainkan pertengahan di antara keduanya.
Firman Allah Swt.:
{وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ}
dan lunakkanlah suaramu. (Luqman: 19)
Janganlah kamu berlebihan dalam bicaramu, jangan pula kamu keraskan suaramu terhadap hal yang tidak ada faedahnya. Karena itulah disebut dalam firman berikutnya:
{إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ}
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Luqman: 19).
Janganlah merasa hidup hebat sehingga memandang rendah orang miskin. Menganggap, orang lusuh buruk, memandang pengemis hina, menganggap orang lain rendahan. Atau memberikan pernyataan "sumber penyakit itu dari orang-orang Miskin".
Ingatlah majelis yang dirahmati Allah. Banyak orang berpakaian lusuh rambut mereka berdebu namun merekalah orang yang mulia.
Makamam yang dihamburkan
Sebagaimana Khatib kutip dari Tafsir Ibnu Katsir.
قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ سَهْلٍ التَّمِيمِيُّ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ عَيَّاشِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ عِيسَى بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا هُوَ بِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ يَبْكِي عِنْدَ قَبْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُ: مَا يُبْكِيكَ يَا مُعَاذُ؟ قَالَ: حَدِيثٌ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَمِعْتُهُ يَقُولُ: "إِنَّ الْيَسِيرَ مِنَ الرِّيَاءِ شِرْكٌ، وَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْأَتْقِيَاءَ الْأَخْفِيَاءَ الْأَثْرِيَاءَ، الَّذِينَ إِذَا غَابُوا لَمْ يُفْتَقَدُوا، وَإِذَا حَضَرُوا لَمْ يُعْرَفُوا، قُلُوبُهُمْ مَصَابِيحُ الْهُدَى، يَنْجُونَ مِنْ كُلِّ غَبْرَاءَ مُظْلِمَةٍ"
Abu Bakar ibnu Sahl At-Tamimi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Yazid, dari Iyasy Ibnu Abbas, dari Isa ibnu Abdur Rahman, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Umar r.a. yang menceritakan bahwa saat memasuki masjid ia bersua dengan Mu'az ibnu Jabal r.a. yang sedang menangis di sisi kuburan Rasulullah Saw. Maka Umar bertanya, "Apakah yang menyebabkan kamu menangis, hai Mu'az?" Mu'az menjawab, bahwa ia teringat akan hadis Rasulullah Saw. yang ia dengar langsung darinya, yaitu: Sesungguhnya sedikit ria (pamer) merupakan perbuatan musyrik, dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa, tidak dikenal lagi kaya, yaitu mereka yang apabila tidak hadir tiada orang yang mencarinya, dan apabila hadir tidak dikenal. Hati mereka bagaikan pelita pemberi petunjuk, mereka selamat dari semua fitnah yang kotor lagi gelap.
Umar ibnu Syaibah telah mengucapkan bait-bait syair berikut dari Ibnu Aisyah yang mengatakan bahwa Abdullah ibnul Mubarak pernah berkata dalam bait syairnya:
أَلَا رُبّ ذِي طمْرَين فِي مَنزل غَدًا ... زَرَابِيه مَبْثُوثةً ونَمَارقُه ...

قَد اطَّرَدَتْ أَنْهَارُهُ حَوَل قَصْره ... وَأشرَقَ والتفَّتْ عَلَيه حَدَائقُه

Ingatlah, banyak didapati orang yang berpakaian tambal sulam, besok (pada hari kiamat) bertempat tinggal di gedung yang permadani-permadaninya terhampar dan bantal-bantalnya (yang tersusun), cahayanya menyinari sekitar gedung tempat tinggalnya dengan cahaya yang cemerlang, dan dikelilingi oleh taman-taman yang indah-indah di sekitarnya.

Hiduplah yang berarti dengan bersedekah.
وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ.
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.”
Qs. Al-Munafiqun, Ayat 10.
Kisah Wawancara Seorang laki-laki yang sangat kaya raya.
Hati al As pernah menyampaikan “Saya memperhatikan manusia, dan saya amati masing-masing memiliki sesuatu yang berharga, yang dia menjaganya agar barang tersebut tidak hilang. Kemudian saya membaca firman Allah:
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ.
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (Qs. An-Nahl: 96)
Oleh karena itu, apabila setiap aku memiliki sesuatu yang berharga dan bernilai, segera saja aku serahkan kepada Allah, agar milikku terjaga bersama-Nya dan tidak hilang (agar kekal di sisi Allah).”
Panjangkan Usia dengan Sedekah. Saat kita mati nanti tidak ada lagi jual beli untuk menguntungkan dan menambah amal kita. Kecuali, ada tiga yaitu Sedekah Jariyah, Ilmu Bermanfaat, dan Anak Amal Shaleh. Sebagaimana hadist berikut.
Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Munuslim no. 1631).
Sederhanakan diri kita, jangan berlebih-lebihan, jangan pamer, jangan riya dan seringlah berinfaq atau bersedekah.
Semoga bermanfaat, Wallahu 'alam bisshawaf.
Takengon, 03 April 2020
Oleh
Anwar Razu, M. Pd.

Comments

Popular posts from this blog

Jadwal Pelaksana (Khatib dan Imam)Hari Raya Idul Fitri 1445 H seluruh Kec. Pegasing.

DO'A DAN SYARAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

PEMBINAAN PAIH KEMENAG ACEH TENGAH