Shalat Sebagai Jalan
Memperbaiki Diri
oleh
Anwar Razu, M. Pd.
Assalamu’alaikum
wr wb.
Alhamdulillahirrabil'alamin
nahmaduhu wanasta'inuhu wanastagfiruhu wa na'udzubillah minnsururi anfusina min
sayi'ati a'malina, maa yahdillah falaa mudillalah wama yudlill falaa ha
diyalah. Asyhadu anlaa ilaa haillallah Waasyahdu an na muhammadan abduhu waa
rasuuluh.
Allahumma
shalli 'ala sayidina muhammad wa'ala aalihi wa ashabihi ajma'in, amma ba'd.
Hadirin dan
dewan juri yang kami muliakan. kami do'akan semoga kita semua penghuni syurga. amin
ya rabbal 'alamin.
Hadirin yang
dimuliakan Allah SWT.
Suatu hari
imam Al-Ghazali bertanya kepada muridnya apa yang paling ringan di dunia ini?
muridnya menjawab. yang paling ringan adalah Kapas dan Angin. imam Al-Ghazali
tersenyum. ia pun menjawab Betul itu sesuatu yang Ringan, tapi tahukan kalian
apa yang lebih Ringan dari Kapas dan Angin? muridnya menjawab tidak guru. Imam
Al-Ghazali pun menjelaskan yang paling ringan itu adalah Meninggalkan shalat.
Mejlis yang
dimuliakan Allah SWT.
sebagai
pertanyaan. saat adzan berkumandang, diantara shalat dan pekerjaan mana yang
kita dahulukan?
Shalat atau
Pekerjaan? Hadirin (Menjawab)
atau coba
kita ingat-ingat kembali, saat adzan berkumandang ada sinetron TV atau liga
Dangdut yang sedang tayang. manakah yang lebih dahulu kita tunaikan?
Shalat atau
lanjut Nonton TV Bapak/Ibu?
Makcik
Syahru: Kalau sering kita
lebih mendahulukan pekerjaan atau kesenagan kita ketimbang shalat, maka benar
yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali bahwa yang paling Ringan itu adalah meninggalkan
shalat.
Erna):
kalau shalat sering kita
remehkan bahkan kita tinggalakan bagaimana mungkin Allah akan memperkenankan
apa yang kita minta.
(Bik
Odah): Kalau shalat kita
tinggalkan, bagaimana mungkin ada ketenangan dalam rumah tangga kita, dan
Kalau shalat
kita tinggalkan, bagaimana kita mendapatkan ketenagan.
(bersama-sama)
kalau Shalat
kita tinggalkan, shalat kita remehkan maka bagaimana mungkin Amal Ma'ruf Nahi
Mungkar mampu kita tegakkan. Betul hadirin? Batul Atu tidak?
Oleh karena
itu mari kita dengarkan sebuah firman Allah SWT yang akan di bacakan oleh Qari'
kita.
ã@ø?$#
!$tB
zÓÇrré&
y7øs9Î)
ÆÏB
É=»tGÅ3ø9$#
ÉOÏ%r&ur
no4qn=¢Á9$#
(
cÎ)
no4qn=¢Á9$#
4sS÷Zs?
ÇÆtã
Ïä!$t±ósxÿø9$#
Ìs3ZßJø9$#ur
3
ãø.Ï%s!ur
«!$#
çt9ò2r&
3
ª!$#ur
ÞOn=÷èt
$tB
tbqãèoYóÁs?
ÇÍÎÈ
"bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab
(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS
Al-Ankabut: 45)
berapa
sering kita melaliakan dan bahkan meninggalkan shalat?
Sadar atau
tidak sadar, terkadang kita menjadi seorang yang dengan mudah meninggalkan dan
melalaikan salat. atau kita melakukannya namun tidak sepenuh hati. hal inilah
yang disebut dengan orang-orang yang melalaikan shalat. sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam QS: Al Ma'un: 4-5
×@÷uqsù
ú,Íj#|ÁßJù=Ïj9
ÇÍÈ tûïÏ%©!$#
öNèd
`tã
öNÍkÍEx|¹
tbqèd$y
ÇÎÈ
”Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya"
Ibnu Abbas dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan lalai
dalam ayat ini adalah:
1.
orang-orang
munafiq yang mengerjakan salat,
sedangkan dalam kesendiriannya mereka tidak mengerjakan shalat
2.
orang yang telah
diwajibkan shalat, namun tidak mengerjakannya sama sekali dan melalaikannya.
3.
Orang yang mengerjakan
sholat, diluar waktu, dengan sengaja tanpa ada alasan syar’i.
4.
Pendapat lain
menyebutkan, bahwa seseorang yang mengerjakan shalat, namun tidak memenuhi
rukun dan syarat-syaratnya. atau
5.
dalam
mengerjakan shalat, tidak khusyuk.
Maka apabila hal-hal ini tidak diperbaiki, Bersama-sama
maka sempurnalah baginya sifat-sifat kemunafikan.
Bik Odah
"Rasulullah
SAW bersabda, Itu adalah salatnya orang munafiq, Itu adalah salatnya orang
munafiq, Itu adalah salatnya orang munafiq, dia duduk menunggu matahari, dan
manakali matahari telah berada diantara kedua tanduk syaithan (yakni akan
tenggelam), maka bangkitlah ia (untuk salat) dan mematuk (salat dengan cepat)
sebanyak empat kali, tanpa menyebut Allah di dalamnya melainkan hanya
seedikit"
Makcik Syahru: ini lah
gambaran orang yang melalaikan salatnya, menunda-nunda, tergesa-gesa, dan tidak
menyebut nama Allah. kalaulah salat kita masih semnacam ini, hadirin.
apa mungkin kita mendapatkan ketenangan? tentu ti... tidak!
Kalau salat
semacam ini bapak ibu, apa ia, do'a kita akan di dengar oleh Allah?
Padahal Allah
SWT telah berfirman.
(#qãZÏètFó$#ur Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4
$pk¨XÎ)ur îouÎ7s3s9 wÎ) n?tã tûüÏèϱ»sø:$# ÇÍÎÈ tûïÏ%©!$# tbqZÝàt Nåk¨Xr& (#qà)»n=B öNÍkÍh5u öNßg¯Rr&ur Ïmøs9Î) tbqãèÅ_ºu ÇÍÏÈ
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya,
dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS
Al-Baqarah: 45-46)
Hadirin
yang dimuliakan Allah SWT. Rasulullah SAW. setiap ia mendapatkan suatu perkara
atau cobaan, maka beliau selalu salat.
Kalau
kita bukan demikian, ada cobaan hidup, langsung posting di facebook. saat
berkelahi dangan suami atau isteri langsung posting di sosmed, saat sakit,
minta di fotokan, share di facebook, bahkan yang paling mengerikan ada orang
tuanya meninggal dunia, ambil Hp foto wajah mayat, share di Sosmed. Na'udzu
Bil.... Billah.
Padahal
Rasulullah SAW mengajarkan supaya kita memohon kepada Allah dengan sabar dan
salat. maka seharusnya kita juga demikian, saat musibah, tunaikan salat. saat pelolo
atau berkelahi dengan suami isteri adukan pada Allah, saat sakit Adukan
pada Allah, saat kita kekurangan harta adukan kepada Allah dengan cara
menegakan salat.
Ibnu
Jarir mengatakan, telah diriwayatkan dari Rasulullah Saw. bahwa beliau bersua
dengan Abu Hurairah yang sedang tengkurap di atas perutnya, lalu beliau
bersabda, "Apakah perutmu sakit?" Abu Hurairah menjawab,
"Ya." Maka Nabi Saw. bersabda:
"قُمْ فَصَلِّ فَإِنَّ الصَّلَاةَ شِفَاءٌ"
Berdirilah dan salatlah, karena sesungguhnya salat itu adalah
penawar (obat penyembuh).
Ibnu Jarir meriwayatkan, bahwa Ibnu Abbas mendapat berita belasungkawa
atas kematian saudaranya yang bernama Qasim, sedangkan ketika itu ia dalam
suatu perjalanan. Maka ia mengucapkan kalimah istirja' (inna lillahi wa inna
ilaihi raji'un), kemudian menjauh dari jalan dan mengistirahatkan unta
kendaraannya, lalu salat dua rakaat. Dalam salatnya itu ia melakukan duduk
dalam waktu yang cukup lama, kemudian bangkit dan berjalan menuju unta
kendaraannya, lalu membacakan firman-Nya: Jadikanlah sabar dan salat sebagai
penolong kalian. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk. (Al-Baqarah: 45).
Oleh karena itu, kalau kita ingin mendapatkan kebaikan, kalau kita
ingin mendapatkan keberkahan, kalau kita ingin mendapatkan ketenteraman, dan
kita ingin mendapatkan sesuatu apapun untuk kebahagiaan. maka
Bersama-sama:
1.
dirikanlah
shalat tepat pada waktunya.
2.
Salatlah
secara berjamaah (Makcik Syahru : wajib Bagi Laki-Laki) Erna dan
bik odah : boleh untuk perempuan
3.
Tunaikan
dengan Khusyu'
4.
Penuhi
syarat-syarat dan rukunnya
5.
Pelajari
cara membacanya dengan baik.
6.
Fahami
maknanya.
ketika kita
telah berusaha untuk memperbaiki dengan cara demikian, maka insya Allah kita
akan mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wataala.
hadirin
yang dimuliakan Allah SWT, inilah yang dapat kami sampaikan, semoga syarahan
kami dapat pelajaran berharga dan kita mau menunaikannya.
Comments
Post a Comment