Perjuangan Menuju Fitrah, Khutbah Idul Fitri 1439 H/2018 M


Idul Fitri 1439 H/2018
Di Uning Pegantungen-Pegasing

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd.
1. Menjaga fitrah
Gema takbir berkumandang diseluruh penjuru dunia sampai ke pelosok desa.
Umat muslim berbangga hati menyambut kemengan setelah berjuang sebulan penuh melawan hawa nafsu. Namun, sangat disayangkan bagi kita yang hanya menghiasi jahirnya saja dan melupakan bathinnya (jiwa). Mereka sibuk mengganti cesing, membeli baju baru, mengecat rumah, menghiasi taman, memperbanyak makanan dengan aneka corak ragamnya, bahkan sampai membakar uang diatas awan dengan menghidupkan kembang api. Sementara itu jiwa atau hati kita kusut, busuk, munafiq, dan belum kita hiasi dengan sepenuh hati menjadi hamba yang berakhlak mulia. Jiwa kita masih dibiarkan berpenyakit. Senang melihat orang menderita, dan menderita saat orang menderita.
Lirik lagu Indonesia mengajarkan kita "bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia raya", membangun batihin atau jiwalah yang seharusnya kita persiapkan di hari raya Idul Fitri ini. Mari kita sembuhkan penyakit-penyakit hati, penyakit hewani "si opat kiding, morep kuneh kenak gere mu edet orom syariet", rakus, tamak, loba, iri, dengki yang akan menghanguskan amal sholeh. Oleh karena itu, setelah Ramadhan kemarin, marilah kita percantik jiwa kita dengan taqwa terlebih dahulu karena dengan itulah jalan kita meperoleh gelar muttaqin. Fisik yang sibuk kita percantik hanyalah aksesoris, cesing yang menipu.
Jiwa kita lebih mementingkan pakaian. Pakaian jiwa tidak lain adalah taqwa. Allah SWT berfirman: QS Al-A'raf: 26
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. (Al-A'raf: 26)
Apa yang harus kita pertahankan setelah perjuangan ini? sehingga fitrah ini tetap suci dan tidak kotor. Jangan sempat 1 Syawal ini kita telah mengoyak pakaian yg baru kita jahit, mengotori pakaian putih. Dengan melakukan hal-hal yang dilarang Tuhan. Seperti memfitnah, adu domba, riya' dengan kemegahan pakaian, berhura-hura dalam kemaksiatan, membuka aurat, dan meninggalkan sholat. Dan inilah orang-orang yang merugi karena ia tidak mampu menjaga kesucian diri (fitrah)nya.
Allah SWT berfirman
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا . فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا . قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
"demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." ( Asy-Syams, 7-10).
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd.
2. Meningkatkan iman dan amal Sholeh.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.
Al-Baqarah: 82, didalam Al Qur'an tidak kurang dari 26 ayat yang membicarakan tentang iman, amal shaleh (kebajikan) dan surga.
Sebelas bulan kedepan kita akan berjuang untuk mempertahankan iman dan amal Sholeh yang telah kita kerjakan dan kita dapatkan sebulan kemarin (Ramadhan). Karena dengan Iman dan amal shaleh lah kita akan meraih surga. Berdasarkan HR At Thabrani, ada enam pokok yang  harus kita jaga. Rasulullah Saw memberikan jaminan surga apabila kita mampu menjaganya. Beliau bersabda:
1. Jaga sholat
2. Jaga Zakat
3. Jaga Amanah
4. Jaga lisan
5. Jaga perut
6. Jaga kemaluan.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd.
3. Penuh harapan dapatnya Rahmat, magfirah dan itqum minannar. (surga)
Terhapusnya dosa karena telah menjalankan Ramadhan penuh keimanan dan mengharapkan ampunan. Seorang yang telah berpuasa dengan mengharap ridho Allah SWT akan mendapatkan kemuliaan seperti seorang yang baru dilahirkan orang tuanya. Namun dosa tidak diampuni semasih kita memiliki dosa besar, diantaranya:
‌musyrik
‌durhaka kepada orang tua
‌putus hubungan silaturrahim
‌terlibat riba
‌membunuh jiwa seorang muslim, Dll.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd.
Di I'Dil Fitri ini mari kita
‌Merajut silaturrahim
Jangan biarkan benang-benang cinta kusut setelah Ramadhan, jangan biarkan pakaian baru terkoyak karena putusnya cinta kekeluargaan. Hubungan kekeluargaan akan mengantarkan kita masuk surga, sementara yang akan memutuskan akan masuk neraka.
Rasulullah Saw bersabda,
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ إِنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth'im berkata; bahwa Jubair bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi."
‌berbakti kepada orang tua
Doa malaikat Jibril
Rasulullah Saw
dari Anas dan lain-lainnya yang mengatakan bahwa pada suatu hari Nabi Saw. naik ke atas mimbar, kemudian beliau mengucapkan kalimat Amin sebanyak tiga kali. Maka ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau aminkan?" Maka Nabi Saw. menjawab
أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ دَخَلَ عَلَيْهِ شَهْرُ رَمَضَانَ ثُمَّ خَرَجَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ"
Jibril datang kepadaku, lalu mengatakan, "Hai Muhammad, terhinalah seorang lelaki yang namamu disebut di hadapannya, lalu ia tidak membaca salawat untukmu. Ucapkanlah 'Amin'.” Maka saya mengucapkan Amin lalu Jibril berkata lagi, "Terhinalah seorang lelaki yang memasuki bulan Ramadan, lalu ia keluar dari bulan Ramadan dalam keadaan masih belum beroleh ampunan baginya. Katakanlah, 'Amin'.” Maka aku ucapkan Amin. Jibril melanjutkan perkataannya, "Terhinalah seorang lelaki yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah seorangnya, lalu keduanya tidak dapat memasukkannya ke surga. Katakanlah, 'Amin'.” Maka aku ucapkan Amin.
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّالْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’ (HR. Bukhari dan Muslim)
kisah pemuda terperangkap dalam gua.
Dari Abu ‘Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, katanya: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيتَ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوهُ ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ فَقَالُوا إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ
“Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian berangkat bepergian. Suatu saat mereka terpaksa mereka mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan baik mereka.”
فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمُ اللَّهُمَّ كَانَ لِى أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ ، وَكُنْتُ لاَ أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلاً وَلاَ مَالاً ، فَنَأَى بِى فِى طَلَبِ شَىْءٍ يَوْمًا ، فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا ، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ وَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً ، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَىَّ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ ، فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ
Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang sudah sepuh dan lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka barulah bangun ketika Shubuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar  mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit. (HR Bukhari dan Muslim)
Mendahulukan hak terhadap orang tua merupakan kewajiban yang sangat mulia, dan meremehkan mereka adalah kedurhakaan, seperti meremehkan Mertua. Ya mertua. Mereka adalah orang tua yang melahirkan pasangan. Namun, banyak hari ini anak yang membedakan hak itu. Mereke tutup mata saat bertemu ibu mertua dan berpaling saat mereka sakit. Ketika anak membedakan hak kewajiban terhadap ibu dan ibu mertua maka inilah kedurhakaan.
Hak terhadap orang tua telah ditegaskan dalam hadist berikut:
عَنْ اَبِي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قال جَاءَ رَجُلٌ الى رسولِ الله صلى الله عليه وسلم فقال يَا رسولَ الله مَنْ اَحَقًّ النّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قال: اُمُّك قال: ثُمَّ مَنْ؟ قال: ثُمَّ اُمُّك قال: ثم من؟ قال :ثم امُّك قال: ثم من؟ قال : ثم اَبُوْكَ (اخرجه البخاري)
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa? Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(H.R.Bukhari).
Oleh karenanya jangan sempat kita membandingkan mereka berdua ibu dan ibumu, ayah dan ayah mu. Bahkan membentak-bentak mereka dengan sengaja atau tidak sengaja.
Allah SWT berfirman
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (Al-Isra': 23)
Wallahu'alam.
Taqabbalallahuminna waminkum, mohon maaf lahir dan batin.
Anwar Razu, Uning, 15 Juni 2018

Comments

Popular posts from this blog

Jadwal Pelaksana (Khatib dan Imam)Hari Raya Idul Fitri 1445 H seluruh Kec. Pegasing.

DO'A DAN SYARAT PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

PEMBINAAN PAIH KEMENAG ACEH TENGAH