|
Anwar Razu, S. Pd |
Perintah
Allah Menjaga Facebook
“MEDIA
SOCIAL”
Siapa yang
tidak kenal dengan Facebook, hampir setiap detik manusia Berhubungan dengannya.
Sehingga Perintah Allah untuk menjaganya sangat Banyak dalam Al-Qur’an, serta
Hadist-hadist Rasulullah SAW. Kok Bisa ya?.
Berikut penulis gambarakan perintah menjaga
Facebook dan kawan-kawan. Mengapa Allah SWT, dan Rasul-Nya Memerintahkan kepada kita untuk menjaga Facebook, Twitter, Web-Site
dan Media Social lainnya? Hal ini dikarenakaan Facebook dan kawan-kawannya,
merupakan Ujung lidah seseorang untuk menyampaikan Argumentasi. Artinya, Lisan seseorang saat ini adalah Media Sosial secara khusus= Facebook, DKK. Sehingga sangatlah penting
hal ini penulis tuangkan dalam tulisan singkat ini, Supaya, Media Sosial=(Lisan) tersebut digunakan dengan Baik dan Bijak serta menghindarkan
perkataan yang sia-sia, tidak berguna, dan lainnya.
Oleh karenanya, Setiap saat hendak menuangkan Ide, Pemikiran, Ungkapan, haruslah berhati-hati artintya Facebokmu adalah Harimau mu, alias Mulutmu adalah Harimau mu.
Ke-Hati-hatian menggunakan Media Sosial dalam Mengungkapkan
sesuatu, berargumen, menyiarkan berita palsu, apalagi menjelek-jelekkan
orang lain, atau memfitnah, atau perkataan yang sia-sia (tidak
bermanfaat). Sangatlah banyak Allah dan Rasulullah SAW. sampaikan mengenai Ancaman dan Cara penggunaanya. oleh sebab itu marilah kita lihat Firman Allah SWT berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُواقَوْلًا
سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah
dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah
dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang
besar” [Al-Ahzab : 70-71]
Dalam ayat lain disebutkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَالظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم
بَعْضًا ۚأَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌرَّحِيمٌ“
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena
sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian
kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
Allah juga berfirman.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِمِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى
الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا
يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada
urat lehernya,(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk
disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” [Qaf : 16-18]
Begitu juga firman Allah Ta’ala.
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا
اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan
mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka
telah memikul kebohongandan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58]
Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 disebutkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَأكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ اَفَرَاَيْتَ إِنْ
كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنَّ كَانَ فِيْهِ مَاتَقُولُ
فَقَدِاغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَهُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu
ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih
mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal
tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana
apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau
menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah
terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya,
berarti kamu telah berdusta atas dirinya”
Dan juga Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا
يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan
yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya
dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara
timur dan barat.” [HR. Muslim. no. 2988]
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda,
من يضمن لي ما بين لحييه وما بينرجليه أضمن له الجنة
“Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada diantara kedua
rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan)
aku akan menjamin baginya surga.”(HR. Bukhari)
Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya
no. 6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah bersabda
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا
يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak
dipikirkan apa dampak-dampaknyaakan membuatnya terjerumus ke dalam
neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ تَعَالَى لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci
oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam
neraka Jahannam.”(Sahih, HR. al-Bukharino. 6092)
Dalam sabda yg lain:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ
فِيْهَا يَزِلُّ بِهَا إِلَى النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang
tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam
neraka yang lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.”(HR.
al-Bukhari, no. 6091 dan Muslim, no. 6988 dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu)
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam.”(HR. Imam al-Bukhari hadits no. 6089 dan Imam
Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Karena bila kita selalu berkata-kata kotor dan berkata yg
tdk bermanfaat maka semua anggota tubuh tersebut akan dimintai
pertanggungjawaban nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.(QS. Al-Isra: 36)
Oleh karenya perintah untuk menjaga lisan yang
diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya merupakan perintah Umum.
Secara analisa di Abad ke 21 ini, kita harus menjaga medsos kita dari
perkataan yang sia2 serta tidak menghujat atau memaki serta mencaci
orang melalui Facebook, Twitter, Instagram, Mail, Blog, Dll. Semoga kita
mampu menjaga lisan kita, yaitu, "Lisan Facebook, Lisan Twitter, Lisan
Instagram, Lisan WhatsApp, Dll." biar org tidak sakit hati tatkala
membaca Postingan kita.
"Delah Gere mutulen, bibir Gere berbelide" (pepatah Gayo) artinya lidah
tidak bertulang maka ia mengungkapkan sesuatu dengan mudah, dan bibir yang
tidak berdeku artinya mulut tidak ada pembatas sehingga ia ucapan ungkapandengan tidak ada batasnya.
semoga kita mampu menjaga Lisan Kita (Facebook, Twitter, Instagram, Website,WhatsApp, Mail, Blog, dan Lainnya) dari peerkataan yang sia-sia.
Wassalamu'alaikum wr wb.
Berizin nge mubaca
Like
Share
Comment untuk masukan
Comments
Post a Comment